- Mengambil tema puasa tapi tidak sholat merupakan materi yang akan disampaikan dalam contoh ceramah singkat berikut ini sangat penting disampaikan dan dipahami bersama bahwa puasa tanpa melaksanakan sholat merupakan hal yang karena itu, jika kita ingin meraih pahala dan kesempurnaan dalam ibadah puasa maka kerjakanlah sholat yang lima waktu dan sholat sunnah lainnya. Baca Juga Contoh Ceramah Singkat Ramadhan Tema Menggapai Kesempurnaan Ramadhan Simak ulasan selengkapnya pada contoh ceramah singkat dengan pembahasan penting tentang puasa tapi tidak sholat berikut warahmatullahi yang dirahmati kita bersama sama meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah dengan segenap kemampuan yang Allah berikan kepada kita kesempatan siang hari ini saya akan membawakan satu judul ceramah yaitu puasa tapi tidak yang dirahmati bulan Ramadhan adalah salah satu bulan yang istimewa. Pada bulan ini, seorang muslim dan muslimah yang sudah terkena beban syariat maka wajib baginya untuk menjalankan puasa Ramadhan selama satu bulan masih ada sebagian orang yang mengaku beriman tetapi dia hanya berpuasa saja tanpa melakukan sholat fardu yang lima waktu. Baca Juga Contoh Ceramah Singkat Puasa Tanpa Mandi Wajib Padahal perintah pertama dari Rukun Islam bagi jasad kita sebagai Muslim atau Muslimah adalah yang dirahmati kita ingat dan kita sadari bahwa baik sholat maupun puasa merupakan bagian dari rukun ulama mengatakan bahwa meninggalkan salah satunya bisa menyebabkan pelakunya terjerumus ke dalam seringkali disebut sebagai tiang agama. Artinya, saat seseorang meninggalkan sholat maka orang tersebut berada dekat sekali dengan yang sebuah hadits dikatakan, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ“Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalannya” HR. Bukhari no. 594. Baca Juga Contoh Ceramah Singkat Dengan Judul 6 Langkah Agar Puasa Berkualitas Kata Al Muhallab, maknanya adalah meninggalkan dengan menyia-nyiakannya dan menganggap remeh keutamaan waktunya padahal mampu untuk Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Terhapusnya amalan tidaklah ditetapkan melainkan pada amalan yang termasuk dosa besar. Begitu shalat meninggalkan shalat Ashar lebih parah daripada meninggalkan shalat lainnya. Karena shalat Ashar disebut dengan shalat wustha [1] yang dikhususkan dalam perintah untuk dijaga. Shalat Ashar ini juga diwajibkan kepada orang sebelum kita di mana mereka melalaikan shalat ini. Jadi, siapa saja yang menjaga shalat Ashar, maka ia mendapatkan dua ganjaran.” Majmu’atul Fatawa, 22 54.Ibnul Qayyim berkata, “Yang nampak dari hadits, meninggalkan amalan itu ada dua macam. Pertama, meninggalkan secara total dengan tidak pernah mengerjakan shalat sama sekali, maka ini menjadikan amalnya batal seluruhnya. Kedua, meninggalkan pada hari tertentu, maka ini menjadikan amalnya batal pada hari tersebut. Jadi karena meninggalkan secara umum, maka amalnya batal secara umum. Lalu meninggalkan shalat tertentu, maka amalnya batal pada hari tertentu.” Ash Shalah, hal. 59.Setidaknya ada perbedaan pendapat untuk perkara seperti ini. Dalam konteks ini orang yang berpuasa tetapi tidak mengerjakan sholat fardhu bukan berarti langsung dianggap keluar dari Islam, namun dianggap sebagai sebuah dosa besar kepada Allah. Hingga dia mau bertobat dan kembali mengerjakan yang dimuliakan bagaimana dengan puasanya, apakah sah?Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka banyak ulama yang menganggap bahwa saat seseorang melakukan puasa tanpa mengerjakan shalat, maka puasa yang dilakukannya dianggap tidak sah. Baca Juga Ceramah Singkat Ramadhan Dengan Tema “Keutamaan Sholat Tarawih Berjamaah” Oleh Ustadz Muharrar Bin Mikail Karena orang tersebut dianggap sebagai kafir, dan ibadah dari orang kafir tidak ada juga yang menganggap bahwa orang tersebut masih islam selama ia membenarkan Allah dan Rasul-Nya, serta ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, orang seperti ini disebut sebagai orang yang durhaka kepada yang beranggapan seperti ini mengatakan bahwa ibadah puasa yang dilakukan tetap sah jika dilakukan sesuai dengan syarat sah puasa. Yaitu tidak makan, tidak minum, tidak berhubungan seks, dan menghindari setiap hal yang bisa menjadi penyebab batalnya tetapi, meskipun puasa yang dilakukan tetap dikatakan sah, orang tersebut tetap mendapatkan dosa karena tidak melaksanakan seseorang menjalankan sholat dan puasa hanya pada bulan Ramadhan saja, maka hukumnya mengikuti hukum yang telah dijelaskan setelah bulan Ramadhan orang tersebut kembali lalai terhadap kewajibannya untuk shalat dan puasanya, maka orang tersebut disebut sebagai sejelek-jeleknya tetapi, jika orang tersebut menjadikan bulan Ramadhan sebagai titik balik dan permulaan taubatnya, maka Allah mengetahui setiap niat dan usaha yang dilakukan oleh hamba-Nya yang karena itu, dalam setiap ibadah sudah sewajarnya jika kita meminta kekuatan kepada Allah agar bisa istiqomah dan konsisten menjalankan ceramah singkat ini. Semoga bermanfaat untuk kita warahmatullahi wabarakatuh.***BerandaDownload Khutbah Jumat Khutbah Jumat Singkat Tentang Shalat Khusyuk. Khutbah Jumat Singkat Tentang Shalat Khusyuk ini merupakan rekaman khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum'at, 27 Rabiul Awal 1442 H / 13 November 2020 M. Ilustrasi Contoh Kultum. Foto dok. sederet ibadah sunnah di bulan Ramadhan menjadi hal yang banyak dilakukan umat Islam untuk meraih keutamaan Ramadhan. Hal ini terjadi karena tiap umat Islam sudah pasti ingin meraih pahala yang berlimpah dan juga keutamaan di bulan suci Ramadhan. Salah satu ibadah yang banyak menjadi pilihan adalah menunaikan qiyamul lail. Untuk dapat lebih memotivasi Anda dalam menunaikan qiyamul lail di bulan Ramadhan, berikut ini adalah salah satu contoh kultum Ramadhan yang Kultum Ramadhan Tentang Sholat MalamSeperti yang kita ketahui bahwa sholat tarawih merupakan sholat sunnah malam atau qiyamul lail yang dikerjakan khusus di bulan Ramadhan. Ibadah sunnnah ini sangat ditekankan untuk ditunaikan meskipun hukumnya sunnah. Hal ini karena tarawih menyimpan manfaat yang banyak, berikut ini adalah contoh kultum Ramadhan tentang keutamaan qiyamul lail bulan Ramadhan yang dikutip dari buku berjudul Kumpulan Kultum Ramadhan Berkaca Pada Jiwa 2 yang disusun oleh Prito Windiarto dan Taupiq Hidayat 202111-14.Alhamdulillah. segenap puji untukNya yang telah memberikan kita kenikmatan Iman dan Islam. Sholawat dan salam teruntuk Nabi Muhammad saw, pada keluarga, para sahabatnya. Salah satu ibadah spesial di bulan Ramadhan selain puasa shaum adalah shalat sunnah qiyamul lail ini hanya ada di bulan suci ini. Ibadah sunnah muakkadah ini sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Banyak sekali keutamaan dan keistimewaan ketika kita menegakan shalat ini. Berikut adalah beberapa di sholat tarawih bisa menjadi wasilah diampuninya dosa Nabi SAW. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah “Barang siapa melakukan qiyam Ramadhan salat tarawih karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” HR. Bukhari dan Muslim. Pengampunan dosa dalam hadits tersebut dapat mencakup dosa besar dan dosa kecil berdasarkan tekstual ada pendapat lain mengatakan yang dimaksud pengampunan dosa adalah khusus untuk dosa kecil. Meski begitu, mengingat banyaknya dosa yang kita lakukan, semoga shalat tarawih yang kita lakukan bisa menggugurkannya. Membersihkan dosa-dosa riwayat lain dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah saw. bersabda “Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah mewajibkan puasanya, dan sesungguhnya aku menyunnahkan qiyamnya tarawih untuk orang-orang Islam. Maka barang siapa berpuasa Ramadhan dan Qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka ia pasti keluar dari dosa-dosanya sebagaimana pada hari ia dilahirkan oleh ibunya. HR Ahmad, Ibnu Majah.Kedua, Sunnah Muakkadah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Shalat tarawih adalah ibadah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Berikut adalah kutipan laman Suara Muhammadiyah diriwayatkan dari Ibnu Syihab, Urwah menyampaikan kepadanya bahwa Aisyah telah melaporkan jika Rasulullah pada suatu malam pada bulan Ramadhan berangkat ke masjid dan mendirikan salat di sana. Kemudian orang banyak mengikuti beliau. Keesokan harinya orang bercerita tentang salat Rasulullah itu sehingga jamaah semakin banyak. Keesokan harinya orang juga bercerita lagi sehingga pada malam keempat jamaah tidak lagi tertampung di setelah selesai sholat subuh, Nabi bersabda "Amma ba’du." "Sesungguhnya aku tahu kemampuan kalian. Akan tetapi aku ragu bila salat tarawih itu diwajibkan atas kalian, dan kalian tidak mengerjakannya," Al-Bukhari dan Muslim. Meski sunnah, kita jangan sampai melewatkan ibadah yang muakkadah sangat dianjurkan ini. Wallahu a’lam kultum Ramadhan tentang qiyamul lail bulan Ramadhan tersebut dapat Anda jadikan sebagai motivasi untuk dapat memaksimalkan diri dalam beribadah khususnya di bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat. DA
By Rabu, 15 Mei 2019 pukul 707 amTerakhir diperbaharui Kamis, 17 Juni 2021 pukul 759 amTautan Sunnah-Sunnah Shalat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab الدروس المهمة لعامة الأمة pelajaran-pelajaran penting untuk segenap umat. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Abbad Al-Badr pada 16 Sya’ban 1440 H / 22 April 2019 M. Penerjemah Ustadz Iqbal Gunawan, Download kajian sebelumnya Penjelasan Bacaan Tahiyat Awal dan Akhir Status Program Kajian Tentang Pelajaran Penting untuk Umat Status program Kajian Tentang Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap ahad & senin pukul - WIB. Kajian Ilmiah Tentang Sunnah-Sunnah Shalat Transkrip menit 000-1839 ada pada kajian Ceramah Singkat Tentang Sholat Penjelasan Bacaan Tahiyat Awal dan Akhir. Pelajaran ke-10, sunnah-sunnah shalat. Sunnah-sunnah shalat diantaranya adalah; membaca do’a istiftah atau do’a iftitah, meletakkan telapak tangan sebelah kanan di atas telapak tangan sebelah kiri di atas dada ketika berdiri sebelum ruku’ dan setelahnya, mengangkat kedua tangan dengan merapatkan jari-jari sampai sejajar dengan bahu dan dua telinga ketika bertakbir, ketika ruku’, ketika bangkit dari ruku’ dan ketika bangkit dari tasyahud, membaca lebih dari satu kali tasbih ruku’ dan sujud, membaca rabbanaa wa lakal hamdu ketika bangkit dari ruku’ dan membaca lebih dari 1 kali ucapan robbighfirli ketika duduk diantara dua sujud, meluruskan antara kepala dan punggung ketika ruku’, menjauhkan dua tangan dari 2 pinggang juga menjauhkan perut dari 2 paha dan 2 paha dari 2 lutut ketika sujud, mengangkat dua lengan dari tangan ketika sujud, duduk iftirash ketika duduk diantara dua sujud juga ketika tasyahud awal, duduk tawaruk ketika tasyahud akhir, ketika shalat empat rakaat dan 3 rakaat yaitu duduk di atas paha yang sebelah atas dan menjadikan kaki yang kiri di bawah kaki yang kanan dan menegakkan kaki yang kanan duduk tawaruk, menunjuk dengan jari telunjuk ketika tasyahud awal dan tasyahud yang kedua ketika mulai duduk untuk tasyahud dan menggerak-gerakkannya ketika berdo’a, bershalawat dan mendo’akan keberkahan untuk Nabi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana shalawat dan keberkahan untuk Nabi Ibrahim dan keluarga Ibrahim ditasyahud yang pertama, berdo’a ketika tasyahud akhir, membesarkan suara atau menjaharkan suara ketika shalat fajar, shalat jumat, shalat Idul Fitri dan Idul Adha, ketika shalat istisqa’, dua rakaat pertama dari shalat maghrib dan shalat isya, mensirrkan atau mengecilkan suara bacaan ketika shalat dzuhur dan shalat ashar juga rakaat ketiga dari shalat maghrib dan 2 rakaat terakhir dari shalat isya, membaca surat selain surat Al-Fatihah dari Al-Qur’an, juga memperhatikan sunnah-sunnah yang lain selain apa yang telah kita sebutkan yang di antaranya adalah do’a selain rabbanaa wa lakal hamdu ketika bangkit dari ruku’ baik untuk imam untuk makmum dan untuk orang yang shalat sendirian karena hal tersebut disunnahkan, meletakkan 2 tangan di lutut ketika ruku’ dengan membentangkan jari-jari ketika ruku’ Ketika penulis kitab ini Rahimahullah Syaikh bin Baz menyelesaikan pembicaraan tentang rukun-rukun, wajib-wajib yang berkaitan dengan shalat, beliau menyebutkan pelajaran ini untuk menjelaskan sunnah-sunnah yang berkaitan dengan shalat. Yang mana sunnah-sunnah ini bukan termasuk rukun dan bukan termasuk wajib. Ini mengingatkan kepada kita untuk pentingnya memperhatikan sunnah-sunnah ini dan seseorang dituntut untuk bersemangat untuk melakukannya dan tidak mengatakan bahwasanya ini sekedar sunnah dengan menganggap remeh hal tersebut. Akan tetapi dituntut bagi seorang Muslim untuk memperhatikan hal ini dan jangan sampai dia termasuk orang yang meninggalkan sunnah ini karena dia tidak senang dengan sunnah-sunnah tersebut. Karena barangsiapa yang meninggalkan sesuatu sunnah karena ia benci dengan sunnah tersebut maka ditakutkan dia termasuk orang yang mendapat ancaman dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam sabdanya مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي “barangsiapa yang benci kepada sunnahku maka bukan termasuk golonganku.” HR. Bukhari Muslim Akan tetapi jika seseorang meninggalkan sunnah-sunnah ini bukan karena dia benci akan tetapi sekedar karena ia tidak bersemangat karena capek, maka dia tidak akan mendapatkan dosa akan tetapi dia ketinggalan pahala yang didapatkan bagi orang melakukan sunnah-sunnah tersebut. Sunnah-sunnah ini mempunyai kedudukan yang sangat besar. Karena sunnah-sunnah ia akan menyempurnakan shalat seorang hamba dan dia akan mendapatkan pahala yang besar jika ia melakukan sunnah-sunnah tersebut. Seseorang ketika memperhatikan dan melakukan sunnah-sunnah yang datang dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka tentu dia akan mendapatkan pahala yang lebih besar dan mendapatkan derajat yang lebih tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sunnah-sunnah yang akan disebutkan ini terbagi menjadi dua bagian Pertama, sunnah-sunnah qauliyah ucapan, seperti do’a istiftah, membaca subhana rabbiyal adzim ketika ruku’ lebih dari satu kali, membaca do’a lain selain rabbana walakal hamdu ketika bangkit dari ruku’, juga membaca subhana rabbiyal a’la lebih dari satu kali ketika sujud, membaca do’a lain selain rabbighfirli ketika duduk diantara dua sujud. Kedua, ada sunnah-sunnah fi’liyah perbuatan, bukan bacaan tapi gerakan. Seperti mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ketika ingin ruku’, ketika bangkit dari ruku’, ketika berdiri untuk rakaat ketiga, juga seperti yang disebutkan ketika seseorang sedang ruku’ seseorang meluruskan kepalanya dengan pundaknya tidak mengangkatnya dan tidak menurunkannya, juga sunnah-sunnah lain yang berkaitan dengan sudut seperti menggerakkan jari ketika tasyahud, juga sunnah-sunnah lainnya yang akan disebutkan nanti. Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Sunnah-Sunnah Shalat Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Jangan lupa untuk turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, google+, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui Telegram Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui Facebook
Sebelummenunaikan sholat sunnah Idul Adha, khotib akan melakukan khutbah dengan tema khutbah Kepribadian Haji dan Mudlahi. • Hukum Sholat Jumat Lengkap Bacaan Niat & Tata Cara Sholat Jumat 2 Rakaat serta Dua Khutbah. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.
Pada bulan Ramadhan, umat Muslim dianjurkan untuk melakukan banyak ibadah demi meraih pahala yang berlipat ganda. Salah satunya yaitu melaksanakan ibadah shalat tarawih yang memiliki bayak keutamaan. Mengingat pentingnya sholat sunnah ini, tak heran banyak yang mengangkat shalat tarawih sebagai tema ceramah. Bila ingin membuat ceramah dengan topik ini, simak contohnya di bawah ini. Ceramah tentang Keutamaan Shalat Tarawih Berikut ini 2 contoh ceramah tentang keutamaan shalat tarawih dari berbagai sumber yang bisa dijadikan sebagai referensi. Contoh Ceramah 1 Ceramah tentang Keutamaan Shalat Tarawih Pemprov Jateng Alhamdulillah, segenap puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam. Shalawat dan salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, pada keluarga dan sahabatnya. Salah satu ibadah spesial di bulan Ramadhan selain puasa adalah shalat tarawih. Shalat sunnah qiyamul lail ini hanya ada di bulan mulia dan penuh berkah ini. Ibadah sunnah muakkadah ini sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Banyak keutamaan dan keistimewaan ketika kita menegakkan shalat ini. Berikut beberapa diantaranya. Pertama, shalat tarawih dapat menjadi wasilah diampuninya dosa. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah yang bunyinya “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan salat tarawih karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” HR. Bukhari dan Muslim Pengampunan dosa dalam hadits tersebut mencakup dosa besar dan kecil. Namun, ada pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah pengampunan dosa kecil. Meski demikian, semoga shalat tarawih yang dilakukan dapat menggugurkan seluruh dosa-dosa kita. Dalam riwayat lain dari Abdurrahman bin Auf, Nabi Muhammad SAW bersabda “Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah mewajibkan puasanya, dan sesungguhnya aku menyunnahkan qiyamnya tarawih untuk orang-orang Islam. Maka barangsiapa berpuasa Ramadhan dan Qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka ia pasti keluar dari dosa-dosanya sebagaimana pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.” HR. Ahmad, Ibnu Majah Kedua, sunnah muakkad yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW. Shalat tarawih merupakan ibadah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan dari Ibnu Syihab, Urwah menyampaikan kepadanya bahwa Aisyah telah mengatakan bahwa Rasulullah pada suatu malam di bulan Ramadhan berangkat ke masjid dan mendirikan shalat di sana. Kemudian banyak orang yang mengikuti beliau. Keesokan harinya orang bercerita tentang shalat Rasulullah, sehingga jamaah semakin banyak. Keesokan harinya, orang tetap bercerita sehingga pada malam keempat jamaah tidak lagi tertampung di masjid. Paginya, setelah shalat subuh, Rasulullah bersabda “Amma ba’du. Sesungguhnya aku tahu kemampuan kalian. Akan tetapi ragu bila salat tarawih itu diwajibkan atas kalian tidak mengerjakannya.” HR. Al-Bukhari dan Muslim Meski sunnah, kita jangan sampai melewatkan ibadah yang muakkadah sangat dianjurkan. Wallahu a’lam bishowab. Contoh Ceramah 2 Ceramah tentang Keutamaan Shalat Tarawih Muslim Matters Assalamualaikum wr. wb Hadirin Rahimakumullah Anjuran melaksanakan Shalat Tarawih berdasarkan hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah, dan dinilai sahih oleh dua ahli hadits terkemuka, yaitu Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah bersabda مَنْ قَامَ رَمَضَانَ وَصَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ “Barangsiapa beribadah shalat Tarawih pada bulan Ramadhan dan berpuasa karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” Muttafaq Alaih. Shalat Tarawih ternyata tidak hanya bernilai pahala bagi orang-orang yang melaksanakannya. Lebih dari itu juga terdapat dua keistimewaan yang sangat penting, yaitu Pertama, Keistimewaan Ruhani Sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Abu Hurairah di atas, bahwa orang yang beribadah pada malam hari bulan Ramadhan dengan melakukan shalat tarawih, maka Allah akan mengampuni semua dosa-dosanya yang telah berlalu. Dosa apakah yang akan diampuni? Imam Nawawi dalam kitabnya mengatakan bahwa hadits di atas hanya mencakup dosa kecil saja. Dengan kata lain, Allah hanya memberi ampunan atas dosa kecil, sedangkan dosa besar yang pernah dilakukan oleh seseorang tidak bisa diampuni hanya dengan shalat tarawih saja. Untuk diampuni, maka membutuhkan tobat dan penyesalan. Hanya saja menurut Imam Nawawi, dengan melakukan shalat tarawih di bulan Ramadhan, Allah akan menjadikan dosa besar berubah menjadi dosa kecil. Dengan demikian, Allah akan memberi ampunan atas dosa tersebut. an-Nawawi, Syarhun Nawawi ala Muslim, [Beirut, Darul Ihya’ at-Turats 1392], juz VI, halaman 40. Syekh Muhammad Syamsul Haq Abu at-Thayyib dalam salah satu kitabnya juga menjelaskan bahwa dosa yang dimaksud pada hadits di atas adalah dosa kecil, namun tidak menutup kemungkinan bahwa Allah akan memberi ampunan atas semua dosa-dosa besar. أَيْ مِنَ الصَّغَائِرِ وَيُرْجَى غُفْرَانُ الْكَبَائِرِ “Yaitu, mulai dari dosa-dosa kecil, dan diharapkan ampunan dosa besar.” Abu ath-Thayyib, Aunul Ma’bud Sayarh Sunan Abi Daud, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah 1415], juz IV, halaman 171. Jadi keistimewaan shalat tarawih jika dilihat dari sisi ruhani melalui hadits Rasulullah dan para ulama adalah diampuninya segala dosa, yaitu dosa kecil, serta masih ada harapan diampuninya dosa besar. Kedua, Keistimewaan Jasmani Shalat tarawih selain memiliki Keistimewaan ruhani, juga memiliki keistimewaan jasmani, yaitu untuk kesehatan badan serta terhindar dari penyakit-penyakit makanan yang dikonsumsi ketika berbuka puasa. Syekh Muhyiddin Mistu dalam kitabnya menjelaskan faedah shalat yang satu ini menggunakan perspektif jasmani. Dalam kitabnya disebutkan, صَلَاةُ التَّرَاوِيْحِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ لِلرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَهِيَ عِشْرُوْنَ رَكْعَةً وَتُفِيْدُ هَضْمَ الطَّعَامِ وَتَنْشِيْطَ الْجِسْمِ وَمَغْفِرَةَ الذُّنُوْبِ Artinya, “Shalat tarawih sangat dianjurkan bagi laki-laki dan perempuan, yaitu terdiri dari 20 rakaat, dan berfaedah menghancurkan makanan dalam perut, membangkitkan semangat badah, dan ampunan dosa-dosa.” Syekh Muhyiddin Mistu, as-Shaumu Fiqhuhu wa Asraruhu, [Beirut, Darul Qalam 1979], halaman 111. Dari dua faedah di atas, dapat disimpulkan bahwa anjuran shalat tarawih melalui hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tersebut memiliki kandungan yang sangat banyak. Ia tidak hanya sebatas ruhani berupa spiritual saja, akan tetapi juga sangat berpengaruh pada kesehatan jasmani berupa emosional. Hadirin jamaah rahimakumullah Demikian kultum Ramadhan tentang Keistimewaan Shalat Tarawih di bulan suci Ramadhan. Semoga ibadah puasa yang kita jalani ini bisa menjadi ibadah yang diterima Allah SWT.
QxtDF.